Sukaraja, Bogor: Mengolah batin dan mengolah hati dalam keheningan Adorasi Sakramen Maha Kudus, agar mampu menerima apa yang Tuhan katakan.
“Kalau saya baca, adorasi itu sebenarnya untuk membuat kita punya kepekaan bagaimana mengolah batin, dan bagaimana mengolah hati, maka kita diingatkan supaya mampu mendengarkan dengan baik dan benar,” Ungkap Pastor Paroki Santo Andreas, RD. Lucius Joko, dalam homilinya, di Kapel BMSPR, belum lama ini.
Olah batin, bagaimana supaya mendengarkan dengan baik dan benar, harus mampu mengosongkan segala kepandaian, segala ilmu, segala kehebatan berpikir kita, ide-ide cemerlang, kita kosongkan, kalau mau mendengarkan firman Tuhan.
“Batin kita betul- betul mengalami keheningan, sehingga mampu menerima apa yang Tuhan katakan. Maka saya bersyukur ada Romo Markus di sini , yang mulai memperkenalkan adorasi,” tutur RD. Lucius Joko.
Selain olah batin, olah hati juga penting, untuk mengosongkan hati, supaya mampu mendapat pengalaman – pengalaman baru dengan Tuhan.
Dalam homilinya, RD. Lucius Joko juga menyampaikan kisah tentang Yesus yang mengajar murid- muridnya, dalam kisah tersebut diceritakan tentang sosok Santo Petrus, yang dikenal memiliki karakter temperamen dan suka bersungut- sungut. Kalau murid-murid Yesus yang lain taat mendengarkan apa yang Yesus katakan, sedangkan Petrus, dia tidak punya kemampuan untuk mendengarkan dengan jelas apa yang Yesus katakan. Petrus sibuk menyimpan kemarahan, dan menyimpan protes yang terus-menerus.
“Mungkin kita sering dekat dengan Tuhan, mungkin akrab, dan tidak jauh dengan Tuhan, tetapi kita tidak punya kemampuan untuk mendengarkan, sehingga tidak sungguh-sungguh mengerti apa yang Yesus inginkan, kita lebih sering seperti Petrus, selalu protes dengan apa yang sudah dirancang Tuhan. Saya mengajak kita semua untuk mulai merefleksikan hidup kita sekarang,” tutur RD. Lucius Joko.
Penulis: Tres Sufa
Editor: Komsos PSA